Sunday 8 November 2015

BAB I -- Penerapan Problem Based Instruction (PBI)

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan mengajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan peseta didik, yaitu pengaturan proses pembelajaran dan proses pegajaran. Berbagai cara dapat dilakukan pendidik untuk menumbuhkan motivasi siswa
Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari segi kualitas pendidikannya. Kualitas pendidikan bergantung pada guru, siswa serta sarana dan prasarananya. Setiap negara mempunyai pola tersendiri dalam menjalankan sistem pendidikannya guna kemajuan negara, yaitu untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, karena pendidikan merupakan cerminan kemajuan suatu bangsa. Namun upaya untuk mencapai kemajuan tersebut juga menghadapi persoalan.
Hal tersebut seperti diungkapkan Hamzah (2012:1) “Pendidikan sebagai suatu sistem pencerdasan anak bangsa, dewasa ini dihadapkan pada berbagai persoalan, baik ekonomi, sosial, budaya, maupun politik”. Persoalan yang dimaksudkan tidak lain merupakan persoalan negara, yakni juga persoalan bangsa itu sendiri. Setiap negara berlomba untuk menjadi yang terbaik dan tersohor, dengan memunculkan tokoh SDM yang terbaik pula, supaya persoalan negaranya dapat terselesaikan dan menjadi pusat perhatian dunia, melalui jalur pendidikan yang bermutu.
Perihal pendidikan yang terkait dengan proses belajar mengajar atau proses pembelajaran yang sukses, yakni tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri berupa tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Sabri (2007:31) mengatakan, “Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar menunjukkan tindakan subjek sebagai penerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjukkan tindakan guru sebagai pengajar”. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam suatu kegiatan manakala terjadinya interaksi guru dan siswa pada saat proses pembelajaran itu berlangsung dengan saling bertukar informasi. Interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.
Pencapaian proses pembelajaran yang sukses bukan perihal yang mudah. Siswa memang berperan sebagai subjek sekaligus objeknya, namun guru dituntut untuk mewujudkan kesuksesan tersebut dengan membimbing siswa. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang maksimal, seorang guru dituntut harus memiliki kreatifitas yang tinggi dalam pengembangan penyajian materi pelajaran.
Kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih model yang tepat dalam penyajian materi pelajaran untuk melangsungkan pembelajaran yang menyenangkan yang dapat menarik minat dan motivasi siswa untuk berkonsentrasi sehingga terfokus dalam belajar. Model pembelajaran merupakan suatu pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Rusman (2013:133) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Selama ini pelajaran fisika dikenal suatu pelajaran yang menakutkan dan rumit dipahami bagi siswa terutama dalam mempelajari rumus-rumusnya. Fisika juga dikenal sebagai pelajaran yang rumit. Pada kenyataannnya tanpa disadari setiap kehidupan yang dijalani, semua itu merupakan pengaplikasian fisika. Fisika merupakan suatu ilmu yang sangat berperan penting dalam kemajuan dunia terutama di bidang teknologi.
Ketidaksukaan siswa terhadap fisika dikarenakan ketidaktahuan mereka terhadap fisika yang lebih luas. Seperti kata pepatah ’tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta’. Untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap fisika maka seseorang terlebih dahulu harus mengenalnya. Ilmu fisika sangat menarik jika ditelusuri dan dipelajari lebih lanjut, dan jika bisa menguasainya maka seperti kata istilah ‘dunia dalam genggaman’.
Kenyataan, uru masih mengunakan model pembelajaran konvensional dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran bersifat pasif tanpa melibatkan siswa. Akibatnya, siswa mengalami kejenuhan dalam menjalani proses belajar mengajar dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Untuk menyelesaikan permasalah tersebut, maka dibutuhkan metode dan model pembelajaran yang mampu menghipupkan suasana kelas, meningkatkan keterampilan siswa dalam bertanya dan memberikan pendapat, interaksi antar siswa serta menciptakan sifat kepemimpinan yang berimbas dengan peningkatan hasil belajar siswa.
Salah satu metode pembelajaran yang cocok diterapkan adalah pengajaran berbasis masalah atau yang lebih dikenal dengan problem based instruction. Pengjaran berbasis masal ini diangkat karena terdiri dari menyajikan kepada siswa situsi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.
Menurut Dewey dalam trianto (2009:91) menyatakan “belajar bedasarkan masalah adalah interaksi antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa masalah, dan sarf otak berfungsi menafsirkan bantua itu secara efektif sehingga masalah tersebut dapat dihadapi.”
Pengajaran berbasis masalah ini juga merupakan pendekatan yang efektif untuk proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran inin membantu siswa untuk memproses informasi yag sudah ada dalam benak mereka dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang duni, sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar dan komplek.
Berdasarkan hasil observasi di kelas X MAN Banda Aceh 1,  model pembelajaran problem based instruction  belum pernah diterapkan dalam proses pembelajaran, yakni proses pembelajaran yang mandiri. Sedangkan model pembelajaan langsung yakni proses pembelajaran yang berfokus terhadap bimbingan guru sudah lumrah diterapkan dalam setiap proses pembelajaran. Sehingga muncul permasalahan sejauh mana perbedaan hasil pempelajaran kedua model tersebut. Oleh karena itu, perlu diamati dengan penerapan langsung di lapangan. Untuk menyelidiki hal tersebut peneliti mencoba mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Dinamika Partikel di Kelas X MAN Banda Aceh 1”.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah yang timbul pada penelitian ini adalah Apakah model problem Based instruction berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi Dinamika Partikel di kelas X MAN Banda Aceh 1?
1.3  Tujuan Penelitian
Bedasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based instruction terhadap hasil belajar siswa pada materi dinamika partikel di kelas X MAN Banda Aceh 1.
1.4  Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung atau tidak langsung terhadap perkembangan dunia pendidikan. Manfaat tersebut antara lain, diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmiah dalam implimentasi model pembelajaran problem based instruction yang di aplikasikan pada materi dinamika partikel. Secara praktis, hasil penelitian ini menjadi satu kajian ilmiah yang dapat digunakan oleh praktisi-paktisi pendidikan dengan berbagi tingkatan dalam memilih kebijakan menentukan model pembelajaran.meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Selanjutnya juga memberikan penglaman ilmiah kepada peneliti khususnya dalam kajian penelitian.



1.5  Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran problem based instruction berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi dinamika partikel di kelas X MAN Banda Aceh 1.

1.6  Definisi Operasional
Untuk memudahkan dan memahami makna dari kata-kata istilah yang akan dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mendefinisikan beberapa dari kata istilah yang dipakai, yaitu:
1.      Hasil Belajar adalah suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu atau hasil belajar merupakan wujud perubahan perilaku yang terjadi atas suatu objek tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya. Dan hasil belajar yang diteliti pada penelitian ini adalah hasil belajar kognitif.
2.      Problem based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik (Arends et al., 2001).
3.      Pengajaran langsung adalah proses pembelajaran yang yang berfokus pada akademik yang disampaikan oleh guru dan siswa mendengarkan. Disini guru cenderung berbicara materi (ceramah)

4.      Pengaruh diterjemahkan sebagai hasil uji beda signifikan, apabila diterima maka moel problem based instruction dianggap berpengaruh terhadap hasil belajar pada materi dinamika partikel.

No comments:

Post a Comment