Sunday 15 November 2015

BAB III model Pembelajaran KOOPERATIF tipe NHT

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan jenis penelitian
            Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang akan digunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Wiraaatmadja (2005:11) bahwa PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif suatu tindakan yang dilakukan dalam usaha seseorang untuk memenuhi apa yang sedang terjadi sambilterlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
            Menurut Arikunto (2007:16), penelitian tindakan kelas mengacu pada sistem siklus yang terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan,pengamatan dan refleksi dapat digambarkan sebagai berikut:
Scan10008
 

















Sumber : Arikunto (2007 : 16)
Gambar 1 : Diagram alir penelitian tindakan kelas Arikunto

3.2 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Gandapura. Dasar pertimbangan dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian adalah berdasarkan hasil studi pendahuluan diperoleh bahwa :
1.      Sekolah ini belum pernah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam materi fluida
2.      Sekolah ini sangat terbuka bagi siapa saja untuk melakukan penelitian atau kegiatan ilmiah lainnya ymg dapat memberi masukan pengembangan proses pembelajaran.
3.3 Data dan Sumber Data
            Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi :
1.      Skor tes, skor tes siklus I dan skor tes siklus II
2.      Hasil wawancara terhadap subjek penelitian
3.      Hasil obresvasi selama kegiatan pembelajaran
4.      Hasil catatan lapangan
            Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gandapura tahun ajaran 2010-2011, sedangkan yang menjadi sampel adalah kelas XI yang berjumlah 30 siswa. Pemilihan subjek penelitian untuk diwawancara  ditentukan berdasarkan pertimbangan dari guru mata pelajaran fisika.Selanjutnya dari 30 siswa tersebut dipilih 6 siswa yang dijadikan sebagai subjek wawancara dengan kriteria,2 siswa berkemampuan tinggi,2 siswa berkemampuan sedang,dan berkemampuan rendah.

3.4  Prosedur Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi:
1.    Tes yang digunakan adalah tes akhir tindakan siklus I dan tes akhir tindakan siklus II. Tes akhir dilaksanakan pada tiap akhir siklus yang bertujuan untuk melihat tingkat kemampuan siswa  sertaa untuk melakukan analisis guna melakukan releksi pada tindakan berikutnya.
2.    Wawancara dilakukan pada setiap akhir tindakan untuk mengetahui letak kesulitan siswa dalam memahami fluida statis dan respon siswa terhadap pembelajaran.
3.    Observasi dilakukan oleh guru dan dibantu oleh 2 orang pengamat. Paengamat mengamati dan mencatat semua aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi yang telah di sediakan.
4.    Catatan lapangan dilakukan untuk mengetahui segala hal yang terjadi pada waktu pelaksanaan tindakan. Catatan lapangan ini berisi tentang refleksi yang memuat kerangka berpikir, pendapat peneliti,guru dan pengamat.

1.5      Tehnik Analisis Data
3.5.1 Analisis Tes Hasil Belajar
Tes Hasil Belajar (THB) dianalisis dengan cara memberikan skor pada setiap jawaban siswa. Dari pemberian skor tersebut dapat dihitung persentase dan proporsi setiap jawaban siswa, setelah itu akan ditentukan ketuntasan siswa dari proporsi jawaban atau nilai yang diperoleh. Setiap siswa yang mencapai nilai standar ketuntasan nilai belajar minimal yang telah ditentukan disekolah untuk materi fluida statis yaitu 60 dapat dikatakan siswa tuntas dalam belajar. Sebaliknya, jika siswa memiliki nilai dibawah standar ketuntasan minimal dikatakan tidak tuntas dalam belajar dengan kata lain prestasi belajarnya tidak terjadi peningkatan.
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar oleh Depdiknas (1999:39),”Seorang guru dikatakan tuntas belajar jika telah memperoleh skor≥85% siswa telah tuntas dalam belajar. Tes hasil belajar siswa klasikal dianalisis dengan statistik deskriptif yaitu :
Daya serap (DS) =  x100%(Arikunto,2007:279)
3.5.2 Aktivitas guru dan siswa
            Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan statistik deskriptif yaitu dengan persentase:
Presentase (P)=  
Kriteria  keberhasilan tindakan aktivitas guru dan siswa:
90%  ≤ SP ≤ 100%      : Sangat baik
80%  ≤ SP ≤ 90%        :  Baik
70%  ≤ SP ≤ 80%        : Cukup
60%  ≤ SP ≤ 70%        : Kurang
0%  ≤ SP ≤ 60%          : Sangat kurang
3.5.3 Analisis Respon Siswa
            Analisis respon siswa di lakukan dengan cara mempresentasikan jawaban dari angket yang diberikan kepada siswa dengan analisis deskriptif yaitu dengan menggunakan persentase P =
Keterangan:  P = Angka persentase
                    F = Frekuensi jawaban siswa
                    N = Jumlah siwa
Dari jawaban tersebut akan dipresentasikan jumlah jawaban siswa terhadap masing-masing pertanyaan.
3.6 Pengecekan keabsahan Data
            Untuk memperoleh validasi dan objektivitas dilakukan pengecekan keabsahan data dengan menggunakan tehnik Triangulasi. Cara yang ditempuh adalah:
1.    Diskusi penelitian dengan pengamatan hal ini pengamat
2.    Diskusi penelitian dengan pihak guru SMA Negeri 1 Gandapura kelas XI
3.    Menyesuaikan dengan teori dan membandingkan hasil wawancara dengan hasil kerja siswa
3.7 Tahap-tahap Penelitian
            Sesuai dengan jenis penelitian yang telah ditetapkan, maka dipilih satu bentuk desain penelitian yang tepat untuk dilaksanakan dengan penelitian ini. Dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran, lalu dilakukan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran kedua kalinya.
Inplementasi tiap-tiap siklus
            Pelakasanaan penelitian ini dibagi kedalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus dalam setiap pertemuan, siklus I adalah pertemuan siklus I mempelajari materi tekanan hidrostatis, pertemuan II mempelajari materi hukum pascal. Pada pertemuan III dilakukan uji siklus I (evaluasi siklus I). Pada siklus II juga terdapat dua siklus yaitu pertemuan I mempelajari tentang hukum archimedes, pertemuan II mempelajari tentang massa jenis, dan pertemuan III dilakukan ujian siklus II. Pelaksanaan siklus tersebut dapat dirangkum pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Pengelompokan materi pada tiap-tiap siklus penelitian
Siklus
Pertemuan
Materi
Pelaksanaan
I
I
II
III
Tekanan Hidrostatis
Hukum Pascal
Ujian Siklus I
24 Mei 2011
25 Mei 2011
27 Mei 2011
II
I
II
III
Hukum Archimedes
Massa jenis
Uji Siklus
31 Mei 2011
1 Juni 2011
3 Juni 2011

            Berdasarkan siklus penelitian yang di gambarkan oleh Arikunto (2007:16) maka dapat diberi pengertian masing-masing kemponen, yaitu:
1.    Tahap menyusun perencanaan (planing)
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bidang studi fisika maka susunan perencanaan meliputi:
a.    Menentukan tujuan pembelajaran
b.    Menyusu rencana pembelajaran
c.    Menyiapkan panduan belajar berupa LKS
d.   Menyiapkan alat dan bahan praktikum, dan
e.    Menyiapkan lembaran pengamatan (observasi) yang akan digunakan oleh pengamat pada saat pelaksanaan tindakan
2.    Tahap pengamatan (observation)
Pelaksanaan setiap tindakan yang dilakukan berdasarkan model yang dikembangkan oleh Kemmis (dalam Aqib, 2009:22) yaitu meliputi perencanaan (planning), aksi (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Sesudah siklus diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang akan dilaksanakan dalam bentuk tersendiri. Demikian seterusnya sampai terjadi beberapa  siklus sehingga kriterianya yang diterapka dlam tidakan tersebut dapat dicapai.
3.    Tahap pengamatan (observation)
Kegiatan observasi adalah mengamati aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru bidang studi fisika atau peneliti dengan menggunakan lembar pengamatan yang sudah disiapkan. Pada kegiatan ini dibantu dua orang pengamat.
4.    Refleksi

Pada pelaksanaan refleksi, peneliti melakukan diskusi dengan pengamat untuk melihat tindakan selanjutnya mengkaji hal-hal yang terjadi sebelum dan selama tindakan berlangsung. Berdasarkan hasil tes, hasil pengamatan dan hasil tanggapan siswa agar dapat diambil kesimpulan dalam merencanakan 

MATERI PEMBELAJARAN FLUIDA STATIS

2.8   Konsep Fluida Statis dalam Pembelajaran Fisika
2.8.1 Pengertian Fluida Statis
            Dalam fisika, fluida dapat diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Fluida mencakup zat cair dan gas, karena zat cair seperti air dan zat gas seperti udara yang dapat mengalir. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Setiap hari kita menghirupnya, meminumnya, bahkan terapung atau tenggelam didalamnya. Perbedaan zat cair dan gas terletak pada kompresibilitasnya. Gas mudah dimampatkan, sedangkan zat cair tidak dapat dimampatkan. (Kanginan, 2006:228)
Mekanisme fluida terbagi dua yaitu statika fluida dan dinamika fluida. Dalam statika fluida kita mempelajari fluida yang ada dalam keadaan diam (tidak bergerak). Fluida yang diam disebut fluida statis. Jika yang diamati adalah zat cair maka disebut hidrostatis.
1. Tekanan dalam fluida
            Dalam ilmu fisika, tekanan diartikan sebagai gaya per satuan luas, di mana arah gaya tegak lurus dengan luas permukaan. Secara metematis, tekanan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
                                                                P =  F / A
Keterangan:    P = tekanan (N/m2 atau Pa)
                       F = gaya (N)
                      A = luas permukaan (m2)
1.    Massa Jenis
            Salah satu sifat dari suatu zat adalah kerapatan atau massa jenisnya. Istilah lainnya adalah densitas (density). Kerapatan atau massa jenis merupakan perbandingan massa terhadap volume zat.
Secara sistematis ditulis:
 = m / V
Keterangan:   = dibaca “rho” atau massa jenis (kg/m3)
                     m = massa (kg)
                     V = volume (m3)
Satuan Sistem Internasional untuk massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3).

2.8.2 Tekanan hidrostatis                                                                                             
            Zat cair melakukan tekanan yang disebut tekanan hirdostatis. Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu tertarik ke bawah. Makin tinggi zat cair dalam wadah, makin berat zat cair itu, sehingga makin besar juga tekanan zat zat cair pada dasar wadahnya. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh beratnya sendiri disebut hidrostatis.
            Tekanan hidrostatis zat cair (Ph) dengan massa jenis  pada kedalaman h di rumuskan dengan:
Ph  g h
            Fluida (zat cair/gas) selalu mengerjakan tekanan ke segala arah. Karena itu besar tekanan tidak memiliki arah tertentu, sehingga tekanan termasuk besaran skalar. Berbeda dengan gaya selalu memiliki arah tertentu, sehingga gaya termasuk besaran vektor.
Tekanan pada suatu titik tergantung pada tiga faktor:
1.      Kedalaman suatu titik dari permukaan
2.      Berat jenis zat cair
3.      Percepatan Grafitasi
2.8.3 Tekanan Gauge
Tekanan gauge adalah selisih antara tekanan yang tidak diketahui dengan tekanan yang diukur oleh alat pengukur tekanan adalah tekanan gauge. Adapun tekanan sesungguhnya disebut dengan tekanan mutlak.
P = Pgauge + Patm......................(2.4)  (Kanginan,2006:85)
Keterangan :    P = tekanan mutlak (atm)
                        Pgauge = tekanan gauge(atm)
                        Patm = tekanan atmosfer (atm)
2.8.4 Tekanan Mutlak
            Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Pada tiap bagian atmosfer bekerja gaya tarik grafitasi. Makin kebawah, makin berat lapisan udara yang diatasnya. Oleh karena itu, makain rendah suatu tempat, makin tinggi tekanan atmosfernya.
Tekanan mutlak pada kedalaman h dirumuskan:
P = Po + gh......................(2.5)  (Kanginan,2006:89)
Keterangan :    P = tekanan mutlak (pa)
                        Po = tekanan udara luar (pa)
                          = massa jenis zat cair (kglm3)
                        g = percepatan grefitasi (mls2)
h = ketinggian zat cair (m)
2.8.5 Hukum Pokok Hidrostatis

            Semua titik yang terletak pada bidang datar yang sana didalam  zat cair yang sejenis memiliki tekanan (mutlak) yang sama. Pernyataan ini yang disebut sebagai hukum pokok hidrostatika